>
Kalau
kita melihat pemberitaan ditelevisi, dikoran, maupun dimedia internet,
sangat gencar memberitakan tentang pembantaian orang-orang yang pro
kepada presiden Mursi yang dikudeta oleh pihak militer, sungguh tidak
adil memang…disaat ribuan saudara kita (sunni) dibantai oleh pihak
penguasa yang beraqidah Syi’ah la’natullah media-media tersebut seakan
tidak peduli, ada apa gerangan… Bahkan aktivis-aktivis dakwah pada rame
mendemo tentang pembunuhan orang yang pro Mursi.
Sebenarnya
akibat dari pembunuhan tersebut dikarenakan ulah mereka sendiri, dalam
hal ini kelompok yang berpemahaman khawarij “Ikhwanul Muslimin”, itulah
kebodohan mereka. Mereka tidak mengambil pelajaran dari sejarah yang
sudah-sudah, bahwasanya pemberontakan terhadap pemerintah muslim yang
mereka anggap zalim hanyalah mendatangkan kemudaratan yang lebih besar
dibanding manfaatnya. Mereka korbankan nyawa-nyawa kaum muslimin hanya
demi meraih kekuasaan yang terampas dari tangan mereka.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Bahwa Allah Ta’ala
mengutus Nabi Muhammad Shallallahu ’alaihi wa sallam demi kemaslahatan
para hamba di kehidupan dunia dan akhirat, dan bahwa beliau
memerintahkan kepada kebaikan dan melarang dari kerusakan, maka apabila
dalam satu perbuatan terdapat kebaikan dan kerusakan, hendaklah kaum
muslimin mengambil mana yang paling kuat dari keduanya; jika kebaikannya
lebih banyak dari kerusakannya, hendaklah mereka melakukannya. Namun
apabila kerusakannya lebih banyak dari kebaikannya, hendaklah mereka
meninggalkannya, karena sesungguhnya Allah ta’ala mengutus Rasul-Nya
shallallahu’alaihi wa sallam untuk menghasilkan kemaslahatan dan
menyempurnakannya, serta menghilangkan kemudaratan dan menguranginya.
Apa yang dilakukan kelompok ikhwanul muslimin ketika mereka
menggulingkan presiden Hosni Mubarak sudah sangat bertentangan dengan
ajaran islam, bahkan dibandingkan ketika presiden hosni Mubarak berkuasa
stabilitas politik dan keamanan sangat terkendali, bandingkan dengan
sesudah mereka berhasil menggulingkan presiden hosni Mubarak, situasi
politik dan keamanan tidak menentu, dikarenakan masing-masing kelompok
saling mengkritisi kebijakan presiden terpilih sekarang (Mursi) yang
dari kelompok ikhwanul muslimin, sampai-sampai pihak militer pun turut
campur. Akhirnya ketika militer mengambil alih kekuasaan, mereka
(ikhwanul muslimin) kembali melakukan serangkaian aksi yang
mengakibatkan jatuhnya banyak korban.
Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang melihat suatu
(kemungkaran) yang ia benci pada pemimpinnya, maka hendaklah ia
bersabar, karena sesungguhnya barangsiapa yang memisahkan diri dari
jama’ah (pemerintah) kemudian ia mati, maka matinya adalah mati
jahiliyah.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Abbas
radhiyallahu’anhuma]
Al-Imam Abu Ja’far Ath-Thahawi rahimahullah
berkata, “Kami tidak memandang bolehnya memberontak kepada para pemimpin
dan pemerintah kami, meskipun mereka berbuat zhalim. Kami tidak
mendoakan kejelekan bagi mereka. Kami tidak melepaskan diri dari
ketaatan kepada mereka dan kami memandang ketaatan kepada mereka adalah
ketaatan kepada Allah sebagai suatu kewajiban, selama yang mereka
perintahkan itu bukan kemaksiatan (kepada Allah). Kami doakan mereka
dengan kebaikan dan keselamatan.” [Matan Al-‘Aqidah Ath-Thahawiyah]
Kita lihat apakah ketika dulu presiden hosni Mubarak melakukan
penindasan bahkan sampai melakukan terhadap rakyat sipil, tidak toh,
bandingkan dengan keadaan disuriah yang jelas-jelas sudah masuk kepada
konflik agama, dan bagi warga sunni yang ada disuriah wajib bagi mereka
untuk melakukan jihad menghadapi kekejaman agama syi’ah.
Namun
dibalik tragedy yang ada diMesir bukan berarti kita tidak peduli dengan
banyaknya pertumpahan darah disana, seperti halnya pedulinya kita dengan
ahlussunnah yang ada di suriah. Oleh karena itu, perlu adanya
peringatan terhadap umat Islam agar jangan sampai musibah ini terjadi di
negeri-negeri kaum muslimin yang lainnya, maka sungguh sangat aneh,
jika upaya menjelaskan kepada umat akan sesatnya sepak terjang Ikhwanul
Muslimin dengan ideologi pemberontakan Khawarijnya, kemudian dianggap
sebagai bentuk tidak simpati terhadap kaum muslimin yang menjadi korban
kekerasan.
Sekarang kita lihat juga kondisi bangsa kita saat
ini, bukankah tidak lebih baik dari keadaan semasa presiden Soeharto
berkuasa, bahkan korupsi merajalela, sekte-sekte sesat bermunculan
dikarenakan adanya pengaruh kebebasan beragama, dll. Itulah akibat dari
tidak mengindahkan perintah dan larangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam tentang wajibnya ta’at (dalam perkara ma’ruf) kepada pemimpin,
walaupun pemimpin tersebut mendzalimi rakyatnya, dan hendaknya kita
bersabar dari kedzaliman tersebut.
Beliau shallallahu’alaihi wa
sallam juga bersabda, “Sesungguhnya kalian akan melihat (pada pemimpin
kalian) kecurangan dan hal-hal yang kalian ingkari (kemungkaran)”.
Mereka bertanya, “Apa yang engkau perintahkan kepada kami wahai
Rasulullah?” Beliau menjawab: “Tunaikan hak mereka (pemimpin) dan
mintalah kepada Allah hak kalian (berdoa).” [HR. Al-Bukhari dan Muslim
dariAbdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu] (AR/Bjm)
Sumber: FB Abu Rumaysho
https://www.facebook.com/aburumaisha80/posts/616211068401757
0 comments:
Post a Comment