Thursday, August 22, 2013
Menyingkap Selubung Konspirasi Syi’ah Iran
Sejak bergulirnya revolusi Iran dibawah kepemimpinan Imam Khomeini,
Iran berubah menjadi sebuah Negara digdaya di kawasan Arab. Kekuatan
militer mereka berkembang pesat. Pun, mereka kerap melayangkan kritik
tajam terhadap kebijakan-kebijakan barat yang diskriminatif, dimana
hanya negara- negara yang bernyali yang bisa melakukan hal tersebut. Tak
pernah gentar terhadap gertakan Negara adidaya AS seputar pengembangan
teknologi nuklirnya. Dan seringkali pula menunjukkan kepeduliannya
atas negeri-negeri muslim yang lemah dan terjajah, walaupun hanya
sekedar memberikan komentar pedas dalam forum-forum dunia. Dan begitu
besar sikap permusuhannya terhadap Israel Yahudi yang telah banyak
menelan jiwa kaum muslimin.
Sepak terjang Iran telah banyak menarik simpati kaum muslimin dunia.
Pasca runtuhnya kekhilafahan Turki Utsmani, kaum muslimin telah
kehilangan pelindungnya. Dan kini Iran muncul menentang kezhaliman dunia
Barat (kafir) terhadap dunia Islam ditengah kebisuan dan
ketidakberdayaan para pemimpin-pemimpin negeri Arab. Hmmm..apakah Iran
akan menjadi bagian dari seri sejarah keperkasaan Islam?
Secara kasat mata memang seperti itulah adanya. Namun sejarah telah
berkata lain tentang Iran yang berakidahkan Syiah Ghulat. Lihatlah
bagaimana syiah mempunyai andil atas terbunuhnya sahabat Rosululloh
shalallohu alaihi wa sallam yang mulia, Ali bin Abi Thalib. Begitu
juga pengkhianatan mereka atas Husein rodhiallohu ‘anhu. Dan tak akan
hilang dari catatan sejarah bagaimana syiah berkonspirasi dengan pasukan
Tar-Tar untuk mengkudeta kepemimpinan Harun Ar-Rasyid. Sejarah justru
bertutur bahwa Syiah adalah musuh besar bagi kaum muslim sunni.
Lalu bagaimana dengan Syiah Iran saat ini? Tindak-tanduknya memang
terlihat pro terhadap Islam, tapi wajib diketahui bahwa orang-orang
syiah adalah orang – orang yang pendusta. Saat ini mereka berkata A,
sedetik kemudian mereka berpaling akan berubah menjadi B. Hal ini karena
mereka memasukkan dusta sebagai bagian dari akidah (taqiyah). (Alkafi
2/219)
Banyak fakta telah terungkap bahwa pada kenyataannya permusuhan Iran
justru tertuju kepada Islam itu sendiri. Lihatlah di Ibukota Iran,
Teheran. Silahkan Anda hitung berapa banyak Masjid-Masjid Sunni jika
dibandingkan dengan Sinagog (tempat peribadatan orang-orang Yahudi) ?!
Tidak ada satupun Masjid sunni berdiri disana, justru Sinagog bertebaran
hingga lebih dari 45 buah! Padahal populasi muslim sunni di Iran
adalah terbesar kedua setelah Syiah. Itu hanya secuil bukti ketimpangan
amal perkataan dengan fakta lapangan. (suaramedia.com)
Mungkin banyak juga yang belum tahu kalau Imam Khomeini memimpin
Revolusi dari tempat pengasingannya di Perancis. Tapi pasti kaum
muslimin tahu kalau Perancis dan AS adalah sekutu intim. Tentu ada
permainan diantara mereka bertiga; Khomeini, Perancis dan AS (dalam hal
ini CIA). Pun pada masa kekuasaannnya Khomeni, Iran telah bermesraan
dengan AS dan Israel. Kita bisa ketahui hal ini dalam kasus skandal
“Iran kontra”.
Dan mungkin tidak banyak orang tahu kalau yang memuluskan jalan
Amerika untuk menyerang Irak yang mayoritas Sunni salahsatunya adalah
Syiah Iran. Syiah Iran mengizinkan kapal induk Amerika memasuki wilayah
perairan Teluk Persia Iran dan menjadikannya sebagai basis militer
angkatan laut dan udara Amerika. Mereka juga memberikan bantuan berupa
pemberian informasi intelijen ke AS. Seandainya memang Iran pro terhadap
kaum muslimin tentunya hal itu tidak akan terjadi.
Adalah kenyataan yang tak dapat dipungkiri lagi bahwa Syiah memiliki
kebencian yang mendalam kepada Sunni. Kita bisa dapati hal tersebut
pada kitab – kitab rujukannya. Jika kita mau sedikit saja berusaha
mencari informasi tentang hal ini, maka itu sudah cukup bagi kita untuk
dapat menemukan sekian banyak bukti kekejaman syiah terhadap sunni.
Mereka tega membantai 500 orang sunni yang berada dipenjara dengan cara
merubuhkan penjara tersebut. Mereka tega membantai orang sunni hanya
lantaran memiliki nama para sahabat yang mulia; Abu Bakar, Umar, dan
Utsman . Mereka tega menggantung para ulama Sunni dengan tuduhan –
tuduhan yang tak berbukti. Apakah seperti ini kelakuan pelindung umat?!
Tidak, mereka hanya melindungi diri mereka sendiri sebagai syiah bukan
sebagai bagian kaum muslimin sebagaimana yang kerap mereka gembar –
gemborkan dihadapan publik.
Kini Iran tengah berusaha mengekspor revolusinya ke berbagai negara,
terutama wilayah Arab. Di Libanon, Suriah dan Bahrain, Syiah telah
menancapkan ideologinya. Mereka berusaha menguasai negara – negara
terusan Suez dengan maksud agar mempermudah suplai senjata kepada
pejuang – pejuang mereka. Mereka telah masuk ke Eritrea yang miskin, dan
sedang menuju ke gerbang laut merah yang mengontrol terusan Suez. Dari
sini Iran dapat mengancam Yaman dan Arab Saudi dan meneruskan
persenjataannya ke Sudan dan Mesir Setidaknya itulah yang dikatakan
oleh mantan panglima perang dan Ahli Strategi Mesir, Hussam Sweilem.
Masih menurut Hussam Sweilem, bahkan Syiah Iran memiliki departemen
tersendiri di kementrian dalam negeri yang menangani program ekspor
ideology syiah ke luar negeri. (eramuslim.com)
Namun keberanian Syiah menentang hegemoni AS telah menawan sebagian
kaum Sunni yang awam. Sungguh seandainya Syiah menjadi mayoritas di
negeri ini, maka niscaya nasib kita akan serupa dengan nasib saudara –
saudara kita di Iran.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment