Wawancara
dengan Hartono Ahmad Jaiz
(Wartawan senior dan Penulis buku-buku Islam)
Ada ulama sunni (Ahlus Sunnah) dari
Iran yang diantar Dubes Iran di Jakarta, menjelaskan di kantor MUI (Majelis
Ulama Indonesia) Pusat di Jakarta Senin (20/2 2012), katanya keadaan Muslimin
Ahlus Sunnah di Iran, baik-baik saja. Bagaimana pendapat Anda?
Bicara soal sunni di Iran, jelas penuh tragedi sejak Khumeini menang di Iran
1979. Para ulama sunni disembelihi atau dibunuh, masjid-masjid sunni
dihancurkan, madrasah-madrasah sunni ditutup. Bahkan di Teheran, ibukota Iran,
tidak ada masjid sunni sampai sekarang. Kalau Muslimin Ahlus Sunnah (Sunni)
berjum’atan di hari Jum’at, maka khabarnya mereka ke kedutaan-kedutaan
Negara-negara Islam di Teheran. Sedangkan sinagog Yahudi dan gereja Nasrani
menurut berita-berita, di Teheran itu banyak. Ini apa artinya, permusuhan Syiah
terhadap Islam jelas nyata, melebihi negeri-negeri yang sering orang sebut
sebagai kafir sekalipun. Misalnya London ibukota Inggris. Bahkan ada surat
kabar Barat sendiri menyebut “ada Mekkah” di London, karena setiap Jum’at, kaum
Muslimin yang berjum’atan tidak tertampung, hingga mereka shalat di jalan-jalan
yang membelah pergedungan tinggi di kawasan perkotaan.
Anehnya, di Teheran negeri syiah, justru
untuk mendirikan masjid sunni saja dihalangi. Sampai-sampai, syaikh Ali el
Taskhiri seorang syaikh syiah Iran ditanya wartawan ‘El Syorouq’ di Al-Jaiazir,
apa boleh sekarang ummat Islam Sunni mendirikan masjid di Teheran? Dijawab, sampai
sekarang belum waktunya.
Apakah ada beritanya yang konkrit?
Ya ada. Sebagaimana diberitakan arrahmah.com dan
lainnya ataupun sumber-sumber di luar negeri, tokoh spriritual Syiah, Ali el
Taskhiri, Sekjen Perhimpunan Internasional Untuk Pendekatan Antar Mazhab Dalam
Islam, menolak pembangunan sebuah masjid bagi kelompok SUNNI di ibukota IRAN,
Teheran, sekalipun jumlah mereka di sana mencapai lebih dari 1 juta Muslim
SUNNI.!!
El Taskhiri beralasan, bahwa penolakan itu
dikarenakan situasi dan kondisi (sikon) yang kurang kondusif untuk mendirikan
masjid bagi kaum SUNNI.
Dalam sejumlah keterangan yang disampaikannya
kepada surat kabar ‘El Syorouq’ yang terbit di ALJAZAIR, ia mengatakan,
sikonnya tidak memungkinkan untuk membangun masjid bagi Muslim SUNNI. Ia
mengklaim, sebab penolakan itu bukan karena mereka itu adalah kelompok SUNNI
tetapi hanya karena masalah teknis.!!
Menjawab pertanyaan surat kabar ALJZAIR itu
seputar kapan waktu yang kondusif menurutnya untuk pembangunan masjid bagi kaum
SUNNI, ia mengatakan, “Sikon seperti ini pasti akan selalu dipertimbangkan dan
dipelajari oleh setiap pemerintah dan baru akan melakukannya begitu momennya
sudah tepat.”
Sebelumnya, El Taskhiri telah melontarkan
kritikan pedas terhadap Syaikh Yusuf Al Qaradhawi dengan menuduh yang terakhir
telah memunculkan pertikaian di antara kaum Muslimin.
Kritikan itu sendiri terkait dengan upaya Al
Qaradhawi menyingkap rencana IRAN untuk menyebarkan paham Syiah di
negeri-negeri Islam berpenganut SUNNI.
Apakah ada buku mengenai para ulama
Sunni di Iran yang dibunuhi pemerintah Syiah?
Daftar nama-nama ulama sunni di Iran yang
dibunuhi dan masjid-masjid sunni yang dihancurkan serta madrasah sunni yang
ditutup ada di buku LPPI (Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam) di Jakarta.
Sebelum tahun 2000 telah diterbitkan buku tentang ratusan ulama yang dibantai
di Iran zaman kekuasaan Khumeini, dan masjid-masjid Ahlis Sunnah yang
dihancurkan di Iran. Daftar nama para Ulama Sunni yang dibantai dan
masjid-masjid Sunni yang dihancurkan itupun dicantumkan dengan jelas disertai
riwayat singkatnya. Daftar kekejaman syiah di Iran itu ditulis dalam buku
Kedholiman Syi’ah terhadap Ahlus Sunnah di Iran (Ma’satu Ahlis Sunnah fi Iran)
oleh Abu Sulaiman Abdul Mun’im bin Mahmud al-Balusy, diterjemahkan dan diterbitkan
LPPI Jakarta, 1420H/ 1999.
Apakah agama lain selain Islam
(sunni) juga dihancurkan tempat ibadahnya?
Seperti saya sebutkan tadi, di balik
kedholiman itu justru gereja Kristen ataupun sinagog Yahudi serta
sekolahan-sekolahan Kristen pun ada di Teheran, tetapi masjid Ahlus Sunnah
tidak boleh ada satupun di Teheran. Sehingga orang Islam (Sunni) apabila
berjum’atan harus ke kedutaan-kedutaan Negara-negara Timur Tengah di Teheran.
Itulah yang perlu sekali difahami, bahwa syi’ah lebih kejam dan tidak toleran
terhadap Islam dibanding orang kafir sekalipun.
Sebegitu ganasnya kebengisan Syi’ah di Iran
terhadap para Ulama Sunni, Masjid-masjid Sunni; bahkan maraji’ (buku-buku
rujukan/ referensi) Sunni pun dibersihkan alias dimusnahkan. Namun anehnya di
Indonesia, perguruan tinggi Islam (negeri) dan Muhammadiyah justru menerima
dengan welcome terhadap referensi dari Iran, bahkan Iran telah memiliki 12
Iranian Corner di perguruan-perguruan tinggi Islam (negeri) dan Muhammadiyah di
Indonesia. Perpustakaan-perpustakan Iran di perguruan tinggi Islam di Indonesia
yang berjumlah 12 tempat itu alhamdulillah telah dimusnahkan oleh Allah Ta’ala
yang satu Iranian Corner yaitu di UMJ (Universitas Muhammadiyah Jakarta) ketika
terkena musibah jebolnya tanggul Situ Gintung di Cierendeu Tangerang Banten,
Jum’at shubuh, 1 Rabi’ul Akhir 1430H/ 27 Maret 2009.
Rektor UMJ tampak meratapi karena kerugiannya
mencapai 9-10 miliar rupiah, di antaranya Iranian Corner itu. Kalau memang dia
sayang-sayang terhadap Islam Sunni, maka barangkali mau mengingat Allah,
mengakui bahwa jelas di antara upayanya itu adalah menyuntikkan kesesatan dan
penyesatan.
Apakah penghancuran masjid masih berlangsung juga?
Penghancuran masjid masih
berlangsung?
Sejumlah situs telah menyebutkan, masjid Abu
Hanifah dan madrasah Qur`an yang dikelolanya di kota Zabil -di mana penduduknya
adalah mayoritas SUNNI- telah dihancurkan akhir bulan Agustus lalu. Sementara
tidak satu pun media-media massa resmi pemerintah menyoroti kejadian tersebut.
Pun, belum ada satu informasi dikeluarkan terkait sebab-sebab dihancurkannya
masjid dan madrasah tersebut, demikian pula dengan para pelaku aksi pengrusakan
itu. Penghancuran Masjid SUNNI di Iran, nahimunkar.com, 31 Januari 2012 .
Bahaya apa lagi yang diperkirakan
akan merusak Ummat Islam terutama Indonesia?
Di samping kekejaman dan keganasan itu mereka
juga menyuntikkan ajaran sesat syiah lewat Iranian Corner yakni perpustakaan di
berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Masih pula ada kejahatan dari
Iran berupa banyaknya penyelundupan narkoba yang sangat membahayakan.
Dengan demikian, setidaknya ada empat cara
paham sesat syi’ah menyerang umat Islam Indonesia. Pertama, melalui penetrasi
budaya seperti Tabot atau Tabuik di Bengkulu dan Sumbar. Kedua, melalui
penetrasi nikah mut’ah. Ketiga, penetrasi intelektual antara lain melalui
lulusan Universitas Qom, Iran.
Keempat, melalui penyelundupan narkoba.
Bagaimana gambaran bahayanya narkoba
dan ajaran nikah mut’ah yang diselundupkan dari Iran?
Nikah mut’ah dan narkoba itu jelas membahayakan
sekali. Salah seorang anggota Badan Penanggulangan Narkotika Iran, Fathimah
Rustami, mengungkapkan bahwa pendataan terakhir yang dilakukan oleh lembaga
nasional tersebut menemukan fakta bahwa jumlah pengguna narkotika di Iran
mencapai 1,2 juta jiwa, dengan rata-rata usia mereka 32 tahun ke bawah. Jenis
narkotika yang paling banyak dikonsumsi oleh para pelajar dan pemuda adalah
heroin dan opium. Peningkatan pesat jumlah pecandu narkotika juga berakibat
membengkaknya penderita Aids. Sebanyak 77,5 % penderita Aids dari kalangan
pecandu narkoba atau sebesar 19435 orang, tertulari virus HIVS lewat jarum
suntik.
Inilah realita negeri para pecandu seks bebas
atas nama kawin mut’ah. Jika seks bebas dilegalkan atas nama ajaran agama,
Syiah Imamiyah, tentu narkotika dan miras menjadi bumbu penyedapnya. Jika
penderita Aids akibat kecanduan narkoba sedemikian besarnya, bagaimana lagi
dengan para penderita aids akibat seks bebas? Tentulah jumlahnya juga semakin
besar. (muhib al-majdi/arrahmah.com, Selasa, 20 Desember 2011)
Ada yang lebih dari itu?
Ya. Yang perlu diperhatikan betul,
syiah itu adalah ancaman bagi Ummat Islam bangsa Indonesia ini. Seorang mantan
pengikut Syi’ah, Roisul Hukama, pernah mengatakan bahwa Revolusi seperti yang
terjadi di Iran, juga tengah dipersiapkan kalangan Syi’ah di Indonesia. Salah
satunya dengan menanam kader-kader Syiah di berbagai ormas dan pemerintahan.
Ini merupakan konspirasi global. Apalagi, doktrin Imamah merupakan suatu
kewajiban bagi paham sesat Syi’ah ini, sehingga Imamah menjadi sesuatu yang
wajib dan harus diperjuangkan.
Mereka masih dalam jumlah kecil saja sudah
berani mencaci sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pakai spiker.
Apakah masalah besar ini sudah
disadari oleh para ulama ataupun tokoh dan ormas Islam?
Ya. Katib ‘Aam Syuriah Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama, Malik Madani, kepada hidayatullah.com, Kamis, (16/02/2012)
mengemukakan beberapa hal tentang syiah.
- Sekarang sudah ada ormas-ormas resmi Syiah, mereka berani mencaci
para Sahabat dan istri Nabi Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ł Ų³ŁŁ
) di tempat umum
dengan pengeras suara.
- Bahkan di Bondowoso, mereka sudah adzan versi Syiah dengan
tambahan “Hayya ‘ala khairil amal”.
- Bahkan mereka juga mengatakan istri Nabi, A’isyah sebagai
sayyidah-nya ahli nereka.
- PBNU telah membuat instruksi dari tingkat pusat hingga ranting
untuk membentengi umat, khususnya warga NU dari paham Syiah.
Jadi bagaimana tentang pengakuan
ulama sunni dari Iran yang didatangkan ke MUI dengan didampingi Dubes Iran di
Jakarta itu?
Ya, itu sudah dapat dibaca gelagatnya. Itu
persekongkolan orang dalam MUI dengan syiah Iran, hingga seorang wakil sekjen
MUI pun mengaku, “Asal tahu saja, diskusi ini, sesungguhnya adalah atas
prakarsa Umar Syihab,” kata KH. Tengku sebagaimana dilansir situs voa-islam. Di
dalam MUI memang ada yang bergerilya untuk “jualan” Syiah, paling kurang ada
dua orang: Umar Shihab dan Muhyidin Junaidi. Makanya sampai pernah ditulis
dalam situs: Syi’ah Memusuhi Islam Bersekongkol dengan Para Pengkhianat.
Bagaimana ceritanya?
Yang lebih menyedihkan terutama bagi Ummat
Islam Indonesia, di saat Ummat Islam (Sunni) dimusuhi oleh syi’ah di pusatnya
di dunia yakni Iran, justru oknum MUI (Majelis Ulama Indonesia) Pusat berbangga
bekerjasama dengan Iran dalam bidang riset/ penelitian (agama). Surat kabar
yang mewawancarainya (Republika) pun tampak membeberkan dengan lantangnya.
Sebagian wawancara Republika dengan orang MUI
sebagai berikut:
MUI telah mencoba melakukan penandatanganan
nota kesepahaman (MoU) dengan organisasi-organisasi Islam di luar negeri.
Beberapa waktu lalu, kami diundang ke Irak
dan telah menandatangani kerja sama dengan Pusat Kajian Alquran di Irak yang
berpusat di Karbala. Walaupun berbeda mazhab, kita ingin sama-sama sharing
untuk meningkatkan metodologi hafalan Alquran. Kami bertemu dengan tokoh di
Irak, baik Suni maupun Syiah. Bahkan, mereka sangat mengapresiasi kunjungan
kita ke Irak di tengah-tengah situasi kemanan yang menurut berita internasional
kurang kondusif.
Kita ingin menjalin kerja sama dengan umat
Islam walaupun berbeda aliran/mazhab. Kita sadar bahwa musuh-musuh Islam selalu
berupaya melemahkan Islam dengan mengadu domba antara Syiah dan Sunni. Kita tak
mau itu terjadi. Syiah itu tak seperti Ahmadiyah karena Syiah adalah mazhab
yang diakui dunia Islam.
(Pada bagian lain dikemukakan):
MUI juga akan melakukan riset bersama di Iran
tentang peradaban Islam. Mereka bisa melakukan riset mengenai peran MUI dalam
merekatkan ukhuwah Islamiyah dan ormas-ormas Islam di Indonesia. (Republika, KH
Muhyiddin Junaidi MA, Umat Harus Waspadai Konspirasi Musuh
Minggu, 13 Februari 2011 pukul 11:47:00).
Komentar Anda?
Seharusnya, MUI jangan mudah ditunggangi oleh
oknum-oknum yang membahayakan aqidah Ummat Islam demi kepentingan pribadi.
Kalau caranya seperti itu, maka pertanggungan jawab kelak di akherat akan
sangat berat. Sedang di dunia ini saja Ummat Islam tidak akan percaya. Sehingga
mereka rugi dua, di dunia dan akherat, bila tidak bertaubat. Tetapi barangkali
peringatan ini tampaknya tidak enak. Memang sebenarnya perkataan ini bukan
nasihat tetapi protes keras. Harap difahami. Terimakasih. Semoga Allah meridhoi
kami dan Ummat Islam yang teguh memegangi aqidah ahlus sunnah dan berjuang
memberantas aliran sesat syiah dan semacamnya.
Terimakasih atas kesediaan waktunya.
Ya, sama-sama. Semoga bermanfaat dan diridhoi
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Amien.
Shodiq Ramadhan | Rabu, 22 Februari 2012 |
05:07:53 WIB/ suara-islam.com
(nahimunkar.com)
0 comments:
Post a Comment