Thursday, August 22, 2013
Gesekan Shiah-Sunni Makin Merebak di Iran
INILAH.COM , Teheran – Seorang ulama Sunni
terkemuka di Iran meminta Teheran akhir pekan lalu (27/10) untuk
memberikan kebebasan lebih besar dan pengakuan politik bagi minoritas
Sunni di Republik Islam Iran.
“Pertanyaannya adalah,
mengapa orang Sunni tidak bisa menjadi menteri, wakil menteri, duta
besar atau gubernur? Ini adalah hak konstitusional kami untuk diakui dan
berpartisipasi dalam penentuan nasib negara kita,” ujar ulama Sunni
terkemuka, Molavi Abdol-Hamid, dikutip Sunni Online, yang terbit di
Iran.
Meskipun konstitusi Iran secara teknis menjamin hak-hak
warga Sunni, namun dalam praktiknya tetap terpinggirkan, termasuk di
mana mereka bisa bekerja dan mendirikan masjid. Muslim Sunni di Iran
hanya 10 persen dari populasi dan dalam beberapa dekade mereka
mengeluhkan tak boleh membangun masjid di kota-kota besar, apa lagi di
ibu kota Teheran.
Hanya di provinsi Sistan Baluchistan, provinsi
kedua terbesar namun termiskin di antara 31 provinsi Iran, kaum Sunni
menjadi mayoritas. Provinsi yang berbatasan dengan Afghanistan dan
Pakistan ini merupakan kampung halaman orang Sunni dari etnis Baluchi.
Namun Teheran hanya membangun serba sedikit infrastruktur dan
perekonomian Baluchistan. Wilayah terpencil ini menjadi sarang
penyelundupan narkoba dan senjata.
Provinsi ini dianggap sebagai
masalah terbesar bagi keamanan dalam negeri Iran dan menjadi bibit-bibit
radikalisme kaum Jundullah (Tentara Tuhan), organisasi yang muncul pada
2002 dan mengklaim sebagai organisasi kaum Sunni Baluchistan.
Pemimpin
Jundullah Abdul Malek Rigi dieksekusi pada 2010 setelah ditetapkan
sebagai teroris oleh Iran dan AS. Orang ini sebelumnya mengaku
bertanggung jawab atas sejumlah serangan teror besar di Baluchistan.
Pekan
lalu seorang umat Sunni anggota pemberontak yang terafiliasi dengan
Jundullah mengaku bertanggung jawab atas pengeboman bunuh diri yang
meledak di kota Chabahar pada 19 Oktober yang menewaskan dua anggota
pasukan elit Iran Basij.
Pemimpin kelompok Harakat Ansar Iran yang
bernama Jundullah Rigi, yang juga dianggap sebagai pemimpin spiritual
kaum Sunni Baluchi, mengatakan bom bunuh diri Operasi CODEC Ra’ad memang
sengaja membidik rapat yang digelar tentara elit Iran Basij dan
komandan IRGC.
Harakat Ansar menyerukan warga Baluchi setempat
untuk bergabung dalam serangan itu, karena kaum Sunni terpinggirkan dan
menjadi miskin karena ulah Teheran. Tentu saja Teheran membantah tuduhan
ini, dan menyatakan Israel membantu pemberontak Baluchi melakukan
pemboman itu.
“Kaum Sunni diberi dukungan logistik oleh mata-mata
rezim Zionis dan melakukan tindakan makar,” ujar anggota parlemen Iran
Mohammad Reza Mohseni Thani dari Komisi Keamanan Parlemen Iran, seperti
ditulis kantor berita Iran pekan lalu.
Anggota parlemen Iran
lainnya Mohammad Hassan Asafari mengatakan kepada kantor berita ISNA
bahwa Ansar Iran berupaya memicu perang antara Shiah dan Sunni.
Sepertinya umat Islam yang terbagi dalam mazhab Sunni-Shiah, dan banyak
aliran lainnya, makin mudah tergesek oleh isu-isu yang dihembuskan orang
luar dan mudah sekali terprovokasi. [mdr]
http://m.inilah.com/read/detail/1921213/gesekan-shiah-sunni-makin-merebak-di-iran
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment