Thursday, August 22, 2013
Sikap Bijak Saudi Dalam Menghadapi Krisis Suriah
Sikap pemerintah Saudi yang melarang
warganya berangkat ke Suriah adalah sikap yang jenius. Stabilitas Saudi
yang menjadi tempat tujuan haji dan umrah harus dijaga. Saudi sudah
mengganti larangan bagi warganya tersebut, dengan bantuan finansial
kepada pihak oposisi, dengan jumlah yang sangat besar. Oleh karena itu,
jika Anda membaca media2 syi’ah, niscaya akan Anda dapati bahwa negara
yang paling mereka benci adalah Saudi karena sebab dukungan finansialnya
terhadap oposisi.
Namun, Saudi tidak segera membuka front
perang terbuka melawan pemerintahan Bashar, dengan pengiriman militer
resmi. Mengapa? Karena sebagai negara penyelenggara ibadah haji dan
umrah yang menjadi tujuan umat Islam di seluruh dunia, Saudi lebih
berkewajiban menjaga stabilitas tanah suci.
Mengumumkan secara resmi perang terbuka
bisa memicu perang dunia, karena itu sama saja menyatakan perang
terhadap sekutu Bashar Al-Assad (Rusia, Cina, dll). Pihak kapitalis (AS
dan sekutunya) pun tentu akan ikut andil dalam perang jika Rusia terjun
langsung mengirimkan pasukan militer di teluk, karena bagaimanapun juga:
Amerika memiliki pandangan ideologi dan sistem ekonomi yang berbeda
dengan Rusia, cs. Amerika pun punya kepentingan bisnis di teluk yang
harus dijaga untuk menunjang kehidupan masyarakat di negerinya.
Oleh karena itu, sudah merupakan sikap
yang benar jika Saudi hati-hati dalam hal pengiriman tentara militer
untuk perang terbuka.
Simpelnya saja: Apakah Anda ingin orang
tua, kerabat, atau sahabat kita yang melakukan ibadah haji atau umrah
nanti, terusik dengan suara letusan bom dan peluru di sekitar masjidil
haram & masjid nabawi? tentu tidak ingin bukan?
Itulah mengapa stabilitas tanah suci lebih perlu untuk dijaga….
M79 Osa, Ini adalah senjata peluncur anti Tank yang dikirim Saudi ke pejuang Suriah.
Saudi tidak perlu banyak busa, tapi
langsung aksi. Melarang warganya pergi ke Suriah bukan berarti tidak
peduli Suriah sama sekali. Awalnya, pengiriman senjata di atas memang
diam-diam, sampai pihak intel yahudi Bani Israel mencium ini dan
mengungkap ke media. Pengiriman ini di bawah pengawasan Pangeran Bandar
bin Sultan. Sebelumnya, Saudi juga mengirimkan 80 ribu ton bantuan untuk
pengungsi Suriah, di perbatasan Suriah-Turki. Dan proyek2 bantuan Saudi
ini pun juga dilakukan di kamp pengungsian yang ada di Lebanon &
Yordania. Koordinator Proyek bantuan ini adalah “Buraima Al-Tuaifi”
Sumber: Ginanjar Indrajati Bintoro
Subscribe to:
Post Comments (Atom)