>

Islam indonesia

Thursday, May 23, 2013

Syarah Lum’atul I’tiqad - Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin






SYARAH LUM’ATUL I’TIQAD

Penerbit : PUSTAKA SAHIFA, Jakarta

Penulis: Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Tebal buku : 588 hal
Ukuran : 16 cm x 24,5 cm
Harga : Rp. 85.000,- diskon 30% = Rp. 59.500,-
PEMESANAN : 0856 4745 2369 / 0813 3563 9581

URGENSI TEMA BUKU 


Untuk ke sekian kali, kami ungkapkan bahwa masalah paling serius yang dihadapi kaum Muslimin dalam sepanjang sejarahnya adalah tidak terbangunnya akidah secara baik dan benar, sehingga banyak kaum Muslimin yang tergelincir dalam masalah-masalah akidah yang serius. Maka bukanlah suatu yang asing bila seorang doktor sekalipun kadang ngawur ketika berbicara masalah akidah.

Lebih dari itu di setiap zaman selalu ada orang-orang munafik yang mengotak atik akidah Islam. Akan tetapi, al-Hamdulillah, bersama itu Allah juga memunculkan ulama mujahid yang menghadapi mereka, meluruskan dan membantah mereka, sehingga hujjah tetap tegak dengan akidah Islam yang murni terhadap manusia, sehingga tidak akan ada alasan yang diterima bila ada di antara manusia yang memilih kesesatan.

Ada banyak poin dalam Akidah Islam di mana banyak oknum dan kelompok umat ini tersesat di dalamnya. Sebagai contoh umum: Golongan Qadariyah dikenal menganut doktrin yang sesat dalam Qadha` dan Qadar, yang pernah disabdakan Nabi Shollallohu 'Alaihi Wasallam dari jauh-jauh hari,
“Al-Qadariyah adalah Majusi umat ini; jika mereka sakit, janganlah kalian menjenguknya dan jika mereka mati, janganlah kalian melayatinya.” Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibnu Majah, al-Baihaqi, ath-Thabrani, Ibnu Abi Ashim, dan lainnya dan dinyatakan hasan oleh al-Albani rahimahumullah).

Golongan Mu’tazilah dikenal dengan doktrin sesatnya yang lebih mendahulukan nalar daripada nash al-Qur`an dan as-Sunnah serta menolak hadits-hadits ahad dalam akidah, dan ini mengantarkan golongan ini tersesat dalam jumlah besar dari pokok-pokok akidah Islam, dan ini pula yang menyebabkan mereka mengingkari adanya azab kubur. Contoh lainnya adalah doktrin pokok golongan Khawarij yang memvonis kafir setiap Muslim yang terjatuh dalam perbuatan dosa besar. Yang lebih sesat dari itu adalah doktrin agama Syi’ah yang menyatakan bahwa semua sahabat Nabi Shollallohu Alaihi Wasallam murtad kecuali beberapa gelintir orang. Yang terakhir ini sangat berbahaya, sebab ujungnya adalah semua ajaran agama yang kita wariskan dari para sahabat yang selama ini dipegang teguh oleh kaum Muslimin menjadi gugur, tak berguna.

Para ulama Ahlus Sunnah menyimpulkan bahwa bid’ah-bid’ah akidah sampai tahap ini masih berkaitan dengan hak Muslim, yang dikenal dengan istilah “Mas`alah al-Asma` wa al-Ahkam (nama-nama dan hukum-hukum)”, yaitu berkaitan dengan oknum kaum Muslimin apakah dinamakan Muslim atau kafir dan hukumnya kekal di dalam neraka atau tidak, yakni yang berkaitan dengan manusia atau hamba. Pada tahap berikutnya, bid’ah akidah yang muncul adalah berkaitan dengan Dzat Allah Yang Maha Agung. Pada tahap inilah pertama kali muncul oknum-oknum atau kelompok-kelompok yang mulai berani mengotak-atik hal-hal baku berkaitan dengan Dzat Allah, Rabbul Alamin; berkaitan dengan nama-namaNya, sifat-sifatNya, dan sebagainya.

Dan buku kita ini, fokus mengkaji masalah-masalah akidah di mana golongan-golongan yang menyempal dalam Islam tersesat di dalamnya, yang sebagiannya telah disebutkan tadi. Maka jika Anda bertanya apa saja kesesatan golongan-golongan yang menyempal dari Ahlus Sunnah? Dan bagaimana akidah yang haq? Maka buku kita ini adalah jawaban yang tepat, yang Insya Allah, adalah hujjah atas orang-orang yang menyimpang, baik dalam Tauhid al-Asma` was Shifat, masalah bid’ah, masalah Qadha` dan Qadar, masalah menghormati dan mencintai para sahabat, masalah kewajiban taat kepada pemerintah dan lain sebagainya, yang dapat Anda kaji dengan dalil-dalilnya di dalam buku kita ini. Sehingga buku kita ini sebenarnya adalah jawaban terhadap berbagai penyimpangan dalam akidah sekaligus penegasan akidah Islam yang wajib dipegang setiap Muslim.

0 comments:

Post a Comment